Friday, February 3, 2012

Sunblock itu apa....?


Si UV yang Bikin Item Kulit

            Berpanas-panas ria di tengah terik matahari? Iiih, bikin item kulit dong. Tapi kalau mau pakai baju tertutup atau payung di pantai, kok nggak oke juga ya. Ngak bebas benget deh. Trus gimana caranya dong?

            Yup, buat kita yang emang nyadar diri untuk menjaga dan melindungi kulit dari sengatan matahari emang ada benarnya kok. Oke, sekarang kita bagi pengetahuan dulu tentang macam-macam sinar matahari dan sinar yang kayak gimana sih yang bisa ngebahayain kulit.

            Menurut dr Hendry Hartono dari Prestige Aesthetic Clinic, sinar matahari itu terdiri dari komponen sinar kosmik, gamma, X, UV, tampak, infra merah, dan frequency. Nah, pernah ngeliat kan kalau di beberapa kosmetik ada yang namanya anti UV kan? Sinar ini emang punya potensi menyebabkan degenerasi sel-sel tubuh terutama sel kulit berupa sunburn dan photo ageing.

Akhirnya, sinar UV ini dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda penuaan kulit. Kulit Youngsters jadi keriput atau bisa hiperpigmentasi alias item deh. Sinar UV ini sendiri ada yang namanya UV A, B, dan C. UV B inilah yang paling berbahaya. Malah, sampai bisa bikin kanker kulit lho. “Apalagi karena sekarang ini banyak lapisan ozon yang rusak,” imbuh dr Hendry.

Mungkin kamu bertanya-tanya, kok bisa sih si UV ini bikin item kulit? Ini karena UV akan merangsang sel melanosit yang fungsinya untuk memproduksi melanin lebih banyak dan menyebarkannya ke seluruh sel kulit. Proses ini terjadi biar sinar UV nggak merusak bagian tubuh kita secara langsung. Tapi akibat distribusi melanin inilah kulit jadi lebih gelap.

Si UV ini juga bikin kulit kita jadi kelihatan tua lho karena ia merusak tatanan kolagen dan elastin di bagian dermis. Jadi deh yang namanya keriput dan kekeringan kulit. Kulit juga jadi lebih tebal karena kulit kita meningkatkan kekuatan terhadap sinar UV.

Itu tadi sedikit penjelasan tentang sinar matahari yang ngebahayain kulit. Youngsters juga kudu tahu kalau pada pukul 11.00 sampai pukul 15.00 WIB merupakan waktu yang paling bahaya buat tubuh kalau kena sinar matahari. Apalagi kalau sinar matahari itu adanya pas musim panas dan di daerah yang dekat dengan garis katulistiwa. Kayak kita gini yang ada di Indonesia nih.

Faktor ketinggian tempat juga ngaruh lho terhadap banyak sedikitnya efek matahari ke kita. Tempat yang tinggi dari permukaan laut akan menerima sinar UV lebih banyak dibandingkan tempat yang lebih rendah.
Eits, jangan girang dulu karena ngerasa kalau kita ada di daerah pantai. “Daerah pantai juga bisa sama efeknya karena ada pantulan sinar matahari dari air laut dan pasir,” kata dr Hendry. Tuh, harus hati-hati juga kan?!

Jadi kalau kita nggak pengen item apalagi sampai kanker kulit, buruan deh lindungi kulit dengan krim sunblock. Apalagi sekarang ini banyak banget kosmetik yang plus nawarin perlindungan kulit untuk kulit tubuh, wajah, rambut, sampai bibir. Tinggal pilih aja deh.


Nggak Boleh Lebih dari 30

            SPF, sering banget ya akhir-akhir ini kita mendengar istilah itu di beberapa produk kosmetik. Mulai dari pelembap, alas bedak, bedak, hand body, pelembap bibir atau lipstik, kayaknya dimana-mana sekarang ada embel-embel SPF atau memutihkan kulit.

            SPF atau yang kalau dipanjangin artinya Sun Protector Factor ini sebetulnya nilai yang nunjukin kekuatan sunblock untuk menahan sinar UV dari matahari. Trus ada juga tuh biasanya istilah SPF 10 atau 30, maksudnya apaan ya?

            Menurut dr Hendry, jumlah SPF ini menentukan berapa lama kulit kita terlindungi dari UV. Cara mengetahui daya tahan sunblock adalah dengan mengalikan satuan sunblock itu dengan angka 10. Misalnya kalau Youngsters lihat tulisan SPF 20 di kosmetik yang akan kita beli, itu artinya sunblock tersebut dapat menahan selama 200 menit.

            “Asalkan kita tidak berkeringat atau kena air. Kalau sunblock yang kita pakai tidak waterproof, berarti sunblok yang kita pakai berarti bisa luntur kena air,” katanya pak dr Hendry.

            Semakin tinggi SP emang semakin kuat juga kemampuannya melindungi kulit dari UV. Tapi juga berarti semakin berminyak lho. Makanya, buat kamu yang punya kulit berminyak apalagi sampai berjerawat, perlu sunblock dengan SPF kurang dari 20. Tapi kalau kulit kamu kering, bisa pakai sunblock yang lebih dari 20.

            Tapi kenapa ya ada aturan nggak boleh ada produk sunblock yang lebih dari 30? Karena nantinya kita jadi ngerasa, ah sunblock kita udah bisa kuat lama kok. Nggak papa kan kalau nggak sering-sering diolesin. Nah itu yang salah.

            Misalnya nih, ada sunblock SPF 30. Emang sih, dia bisa kuat bertahan sampai 300 menit. “Tapi selama itu tubuh kita juga berkeringat yang dapat melunturkan sunblock sehingga perlu diaplikasi ulang. Kalau ada SPF 60, dikawatirkan konsumen merasa aman selama 600 menit. Padahal perlindungannya tidak sampai begitu lama karena ada faktor lain yang mengurangi efektifitas sunblock,” jelas dr Hendry.

            Jadi, kalau ada sunblock SPF lebih dari 30 biasanya ditulis SPF 30+. Artinya, setelah 300 menit tetap harus diaplikasi sunblock ulang meski kekuatannya lebih dari SPF 30.

Perhatikan Ingredients

            Emang, sering banget ya akhir-akhir ini dengar istilah SPF. Semua-semua ada embel-embelnya SPF. Meski produk-produk kecantikan yang ada embel-embel SPF cukup membantu kita karena kita nggak perlu lagi dobel pakai sunblok, tapi  kita kudu juga merhatiin ingredientsnya.

            “Kalau ada tertulis kandungan methylparaben atau butylparaben, berarti produk itu mengandung chemical sunblock. Terus kalau ada unsur titanium dioxide atau titanium oxide berarti produk ini mengandung physical sunblock,” jelas dr Hendry.

            Meski pakai produk sunblock terpisah, kita tetep kok bisa pake make up. Caranya, pakai dulu pelembab baru krim sunblock terus alas bedak atau bedak. Ada baiknya saran dr Hendry, pakai bedak tabur kalau sedang memakai sunblock.

            Tapi gimana dong kalau kulit kita udah kadung kena sunburn? Kulit jadi hitam, apalagi sampai kerasa radang dan perihnya minta ampun. Sinar infra merah di dalam sinar matahari memang memiliki sifat panas sehingga berpotensi bikin luka bakar alias sunburn. Sebetulnya, sunburn ini proses inflamasi kulit dalam rangka regenerasi kulit yang rusak akibat paparan sinar matahari.

            Untuk ngatasinnya sebetulnya nggak susah-susah banget kok. Kasi aja krim antiinflamasi, placenta, dan antibiotika secukupnya. Pengobatan ini emang kelihatan hasilnya satu sampai dua minggu setelah pengobatan.

            Oke, kini kalianudah tahu kan tentang sinar matahari dan sunblock? So, nggak perlu takut apalagi musuhan deh ama yang namanya sinar matahari atau si UV. Matahari? Siapa takut… 


telah di edit seperlunya oleh KhwangCherryMin

No comments:

Post a Comment