Kimchi adalah makanan tradisional Korea, salah satu jenis
asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan
dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah.
Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Di zaman dulu,
kimchi diucapkan sebagai chim-chae (Hangul: 침채;Hanja: 沈菜)
yang berarti “sayuran yang direndam.”
Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah
satu jenis banchan yang
paling umum. Kimchi juga digunakan sebagai bumbu sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae),
nasi goreng kimchi (kimchi bokkeumbap), dan berbagai masakan lain.
Sejarah
Kimchi zaman kuno
Literatur tertua yang memuat tentang kimchi adalah buku
puisi Tiongkok berjudul Sikyeong (hangul:시경 hanja:詩經).
Pada waktu itu, kimchi disebut “Ji” sebelum nantinya dikenal sebagai
“chimchae”.[1]
Asinan berwarna hijau merupakan bentuk awal kimchi
sewaktu cabai belum
dikenal di Korea. Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti kubis dimasukkan ke
dalam guci tanah liat setelah diberi garam,
dan dipendam di dalam tanah sebagai persediaan makanan sewaktu sayuran segar
tidak tersedia di musim dingin. Orang Korea baru mengenal cabai berkat jasa
pedagang Portugis dari Jepang yang
datang ke Korea di abad ke-16.[2]
Pedagang Portugis menyebarluaskan cabai ke seluruh
dunia. Kapal-kapal Portugis berlayar melewati Tanjung
Harapan di Afrika hingga sampai di India di tahun 1498.
Selanjutnya, cabai asal Amerika Selatan dibawa ke Asia melalui berbagai
pelabuhan di Afrika atau langsung menyeberangi Samudra
Pasifik. Di tahun 1540, pedagang Portugis sudah berdagang di Indonesia dan
cabai dibawa ke Tiongkok beberapa lama kemudian. Pedagang Portugis baru
sampai di Jepang dan Korea pada tahun 1549. Filipina mendapat
giliran mengenal cabai di tahun 1564 sewaktu dilewati jalur perdagangan
kapal Spanyol yang
membawa cabai ke kepulauan Melanesia dan kawasan Mikronesia.
Resep asinan sayuran dan labu sudah dimuat dalam buku resep
terbitan tahun 1670, tapi tidak menggunakan cabai. Di dalam catatan sejarah
abad ke-17 ditulis tentang 11 jenis kimchi, sedangkan cabai sebagai bahan
kimchi mungkin baru populer bertahun-tahun kemudian (menurut perkiraan 200
tahun kemudian)[3].
Sebelum abad ke-19, kimchi hanya dibuat dari sayuran asli Korea karena sawi
putih kemungkinan besar tidak dikenal di Korea sampai abad ke-19.[4]
Bahan-bahan
Kimchi difermentasi di dalam tempayandok
Kimchi dibuat dari beraneka ragam bahan sesuai dengan jenis
kimchi dan selera orang yang membuatnya. Kimchi yang paling dikenal di luar
Korea adalah baechu kimchi yang dibuat dari sawi putih (배추, baechu)
dan lobak (무, mu) dicampur bawang putih (마늘, maneul), cabai merah(빨간고추, ppalgangochu), daun bawang (파, pa), cumi-cumi (오징어 ojingeo), tiram (굴, gul)
atau makanan laut lain, jahe (생강, saenggang),garam (소금, sogeum),
dan gula (설탕, seoltang).
Museum Kimchi Pulmuone yang ada di Seoul mencatat 187
jenis kimchi, mulai dari kimchi zaman dulu hingga kimchi zaman sekarang.
Variasi kimchi yang mudah dikenali, misalnya: ggakdugi (깍두기)
dengan bahan utama lobak dipotong berbentuk kubus, kimchi ketimun yang
disebut oisobaegi (오이소박이), dan kkaennip (깻잎)
berupa susunan daun perilla yang direndam
dengan kecap asin, cabai merah, bawang putih,
dan daun bawang.
Bakteri laktobasilus yang
berperan dalam proses fermentasi kimchi menghasilkan asam laktat dengan
kadar yang lebih tinggi daripada yogurt.
Manfaat
Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran sehingga
mengandung kadar serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori. Sebagian besar
kimchi dibuat dari sayuran seperti bawang bombay,
bawang putih, dan cabai yang baik untuk kesehatan. Kimchi kaya dengan vitamin
A, thiamine (B1), riboflavin (B2), kalsium, zat besi[5][6],
dan bakteri asam laktat yang baik untuk pencernaan. Pada tahun 2000, strain
bakteri asam laktat (strain MT-1077T) penghasil bakteriosin yang
diisolasi dari kimchi diberi namaLactobacillus kimchi.[7][8][9]
Kimchi disebut sebagai salah satu dari lima “makanan
tersehat di dunia” menurut majalah Health Magazine. Kimchi kaya dengan
vitamin, membantu pencernaan, dan kemungkinan dapat mencegah kanker.[10] Sayuran
yang sudah lama diketahui baik untuk kesehatan, apalagi ditambah kultur bakteri
hidup pada kimchi yang lebih banyak dari yogurt. Pemakaian cabai merah dalam
jumlah banyak pada kimchi juga sering disebut-sebut baik untuk kesehatan.
Kimjang
Kimjang (hangul: 김장) adalah tradisi orang Korea membuat
kimchi, ggakdugi,
dan dongchimi dalam
jumlah besar di hari-hari musim dingin.
Tradisi ini dilakukan pada hari cerah ketika angin dingin bertiup (awal November hingga
pertengahan Desember).
Setelah hari kimjang ditentukan oleh anggota keluarga,
kerabat, dan tetangga, mereka berkumpul di satu tempat untuk beramai-ramai
membuat kimchi. Satu keluarga yang terdiri dari empat orang biasanya memerlukan
sawi berukuran besar antara 40-50 buah.[11] Setelah
dicuci, ditaburi garam, dan direndam di dalam air pada hari
sebelumnya, lembar demi lembar daun sawi diolesi dengan bumbu kimchi hingga
merata oleh para wanita dalam keluarga. Kimjang juga merupakan kesempatan untuk
meneruskan resep keluarga, dari nenek ke ibu, dari ibu ke anak
perempuan, dan dari mertua ke menantu.
Kimchi yang dibuat diperkirakan cukup untuk dimakan
hingga musim semi tahun
berikutnya (sekitar Mei-April). Tradisi ini tidak
hanya berarti menyiapkan makanan untuk musim dingin, melainkan juga ucapan
bersyukur orang Korea telah melewatkan satu tahun dengan selamat, dan awal
memulai kehidupan di tahun yang baru.
Budaya
Di Korea dikenal lemari es khusus
untuk kimchi. Sebagian besar orang Korea membuat kimchi dalam jumlah banyak
sewaktu panen sawi putih di musim dingin sehingga
perlu lemari es khusus untuk menyimpan persediaan kimchi selama setahun.
Orang Korea sering mengucapkan “kimchi” sewaktu berfoto agar
terlihat sedang tersenyum sebagai pengganti kata “cheese” yang sering diucapkan
penutur bahasa Inggris.
CARA MEMBUATNYA
Bahan-Bahan
1 buah sawi putih
1/2 buah bawang bombay, iris tipis
1/4 btg wortel, iris tipis memanjang
1/4 btg lobak putih, iris tipis
4 btg daun bawang.
2 sdm bawang putih, parut
1 sdt jahe, parut
1/2 gelas bubuk cabe Korea
2 sdt garam
1 sdm gula
1/2 gelas garam kasar/garam laut
1 gelas air cup water
1/4 gelas saus ikan Korea
1/3 gelas air
1 sdm tepung
Cara Mengolah
1. Sawi dibiarkan utuh dan cuci bersih dengan air mengalir
hingga ke lembar terdalam daun sawi. Sesudah bersih, rendam sawi dalam campuran
tiga genggam garam yang sudah dilarutkan dengan air matang untuk sedikitnya
enam jam, sampai sawi putih terlihat layu.
2. Setelah enam jam, angkat sawi dan cuci kembali dengan air
bersih hingga ke sela-sela lipatan daun sawi agar sisa garam tercuci bersih.
Tiriskan. Bila suka sawi bisa dibiarkan utuh begitu saja atau dipotong menjadi
dua bagian dengan membuang ujung-ujung sawi.
3. Saatnya mengolah sawi dengan campuran bahan-bahan bumbu.
Campurkan jadi satu gula, bubuk cabai, jahe, bawang putih, selada air, daun
bawang, radis, saus ikan, dan sedikit garam. Baurkan campuran bumbu secara
merata menutup semua bagian sawi hingga ke sela-sela lembar daun terdalam.
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan biarkan sedikitnya 2×24 jam sampai bumbu
meresap ke dalam daging sawi dan jangan menyimpan di dalam lemari es. Proses
penyimpan lebih lama akan lebih baik karena fermentasi berlangsung sempurna dan
rasa yang dihasilkan akan maksimal. Setelah itu, baru simpan kimchi dalam
lemari es.
4. Kimchi siap saji bisa disantap begitu saja atau
disuguhkan sebagai makanan pembuka sebelum makanan utama.
No comments:
Post a Comment